Langsung ke konten utama

Absurd


     Hari ini aku merasa susah untuk tersenyum. Awalnya aku berniat mengawali hari dengan suasana yang menyenangkan. Aku membuat senyum termanis pada setiap orang yang kutemui. Berharap mereka akan membalas senyum yang kuberikan.

     Hari ini aku merasa sangat pusing dan sakit kepala. Tapi tetap kuabaikan. Aku ingin agar orang yang kutemui tidak ketularan sakit kepala yang kurasakan. Tetap kuberikan nuansa menyenangkan saat bertemu mereka. Bahkan ketika seseorang disana cemberut karena aku tidak dapat membagi waktuku dengannya.

     Hari ini aku ingin tertawa. Ingin sekali rasanya tertawa keras – keras di pinggir pantai dan meluapkan emosi ku secara total. Tertawa dan menghujam kata – kata pada setiap ombak yang datang dan menggerus pasir di hadapanku. Karena ku tahu, ombak itu tidak akan membalas apapun yang kukatakan.

     Hari ini aku ingin berteriak. Berteriak kencang pada udara yang lewat di hadapanku. Dadaku terasa berat malam ini. Sangat berat dan sakit. Mataku mulai lelah. Pikiranku mulai berserabut. Tapi, kenapa aku seperti ini? Aku datang dengan sukarela dan pada akhirnya ini yang kurasakan? Suasana malam ini sungguh sangat tidak menyenangkan. Entah dari kapan aku mulai meragukan keindahan malam.

     Hari ini aku ingin tahu, apa yang membuatku begitu membenci malam. Malam itu indah. Malam itu menenangkan. Tapi aku kini tersiksa dengan suasana malam. Aku tahu aku salah. Namun apakah salah untuk membenci malam? Sejujurnya aku tidak ingin begini. Tapi yang kurasakan kini berlawanan dengan yang kupikirkan.

     Hari ini aku ingin bertemu dengan seseorang. Seseorang disana yang dapat berbagi cerita maupun yang dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan diriku. Siapa orang itu aku tidak tahu. Aku merasa perlu untuk berbagi cerita, namun cerita apa yang dapat kubagi dengan orang itu kelak?

     Hari ini aku ingin mengatakan ‘….’, seutas kata yang tidak terucap. Entah kepada siapa dan untuk apa. Sangat abstrak dan tidak berguna. Mengapa malam ini aku menjadi seperti ini? Sulit rasanya menumbuhkan kecintaanku pada malam. Apa sulit untuk menumbuhkan kesukaanku pada suasananya? Atau aku yang salah hingga harus memusuhi malam? Wei nak, apa kau tahu jawabannya? Karena jujur, aku tidak dapat mendeskripsikan keadaanku kini. (yo)

Komentar

'dya_ndudh mengatakan…
yudha yudhaa.. nti follow yah blog nya wid.. di http://langkahkutudalamhidup.blogspot.com/ hahaa.. :D
Udah wdy cantik :D
siiip :D

ehheehhe

Postingan populer dari blog ini

Puisi Anonymous – Sahabat

     Aku lupa kapan pernah pergi ke salah satu SD di daerah Sudirman, Denpasar. Karena harus mengurus suatu urusan yang belum terurus, jadilah waktuku harus teralokasikan sedari pagi disana. Dalam postingan kali ini, sesungguhnya dan sebenarnya, tidak bercerita tentang kegiatan yang kulakukan di SD bersangkutan. Namun lebih kepada puisi tempel dinding yang sekejap mengambil perhatianku dan mematungkan diriku dengan setiap kalimat didalamnya. Sangat polos. Sangat jujur. Sangat keren. 

Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran (Resensi) - 2012

makanan ringan + bacaan berbobot       “ Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik…” Sebuah catatan pada tahun 1957 tercipta dari tangan seorang generasi Indonesia keturunan Cina. Namanya Soe Hok Gie. Seseorang yang hidup pada era orde lama yang selanjutnya menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan perubahan yang terjadi di Indonesia saat itu.

Aku Suka Pantai

     Pantai selalu membuatku merasa nyaman. Seakan memiliki emosi, deburan ombak nya selalu menyahut ketika aku mencoba berbicara denganya. Oke,oke, Mungkin terdengar aneh tapi apa salahnya berbicara pada benda mati? :D